Rabu, 30 Mei 2018

Muhammadiyah sebagai gerakan islam yang berwatak tazdid dan tazdir

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN ISLAM YANG BERWATAK TAZDID DAN TAZDIR








Disusun oleh :
Sarah Zafira Fasya



NIM :
1630711024




Program Studi Administrasi Publik Semester 3 A
Fakultas Ilmu Administrasi dan Humaniora
Universitas Muhammadiyah Sukabumi
2017/2018 







MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN ISLAM YANG BERWATAK TAZDID DAN TAZDIR

Modernitas muhammadiyah lahir sebagai respon atas sejarah, bukan spontanitas. Ketika rakyat tenggelam dalam kemiskinan dan kebodohan semasa rezim kolonial, muhammadiyah lahir dengan banyak respon; pendidikan modern dan mengembangkan spirit PKO ( Pertolongan Kesengsaraan Oemoem).
Amalan-amalan dalam agama Islam di Indonesia banyak mengalami percampuran dengan budaya Hindu-Budha. Hal ini menyebabkan melencengnya amalan-amalan yang diajarkan Al-Qur’an dan perilaku Nabi Muhammad S.A.W yang tertuang dalam hadist. Namun pada saat ini hadist-hadist yang adapun banyak yang diragukan.
Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid terus mendorong tumbuhnya gerakan pemurnian ajaran Islam dalam masalah yang baku (al-tsawabit) dan pengembangan pemikiran dalam masalah-masalah ijtihadiyah yang menitikberatkan aktivitasnya pada dakwah amar makruf nahi munkar.    
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dengan semangat tajdid yang dimilikinya terus mendorong tumbuhnya pemikiran Islam secara sehat dalam berbagai bidang kehidupan. Pengembangan pemikiran Islam yang berwatak tajdid tersebut sebagai realisasi dari ikhtiar mewujudkan risalah Islam sebagai rahmatan lil-alamin yang berguna dan fungsional bagi pemecahan permasalahan umat, bangsa, negara, dan kemanusiaan dalam tataran peradaban global.

Pengertian Tazdid

Istilah tajdid berasal dari bahasa Arab yaitu jaddada, yang berarti memperbaharui atau menjadikan baru. Kata ini pula bentukan dari kata jadda, yajiddu, jiddan / jiddatan, artinya sesuatu yang ternama, yang besar, nasib baik dan baru. Bisa juga berarti membangkitkan, menjadikan, (muda, tangkas, kuat). Dapat pula berarti memperbaharui, memperpanjang izin, dispensasi, kontrak. Dalam kamus Bahasa Indonesia tajdid berarti pembaruan, modernisasi atau restorasi. Orang yang melakukan pembaruan disebut mujaddid.
Prof.dr. Quraisy Shihab, mengartikan tajdid sebagai pencerahan dan pembaruan. Tajdid dalam makna pencerahan mencakup penjelasan ulang dalam bentuk kemasan yang lebih baik dan sesuai menyangkut ajaran-ajaran agama yang pernah diungkap oleh para pendahulu. Adapun tajdid dalam arti pembaruan adalah mempersembahkan sesuatu yang benar-benar baru yang belum pernah diungkap oleh siapapun sebelumnya.
Sedangkan istilah modernis (Inggris) atau modernisasi (Indonesia) atau pembaruan, dalam Islam, diartikan sebagai upaya yang sungguh-sungguh untuk melakukan re-interpretasi terhadap pemahaman, pemikiran dan pendapat tentang masalah ke-Islaman yang dilakukan oleh pemikiran terdahulu untuk disesuaikan dengan perkembangan zaman.

Pengertian Tazdiz / Tarjih

Tarjih berasal dari kata “ rojjaha – yurajjihu- tarjihan “, yang berarti mengambil sesuatu yang lebih kuat. menurut istilah ahli ushul fiqh adalah : Usaha yang dilakukan oleh mujtahid untuk mengemukakan satu antara dua jalan ( dua dalil ) yang saling bertentangan , karena mempunyai kelebihan yang lebih kuat dari yang lainnya “
Tarjih dalam istilah persyarikatan, Sebagaimana terdapat uraian singkat mengenai “ Matan Keyakinan dan Cita-cita hidup Muhamadiyah “ adalah membanding-banding pendapat dalam musyawarah dan kemudian mengambil mana yang mempunyai alasan yang lebih kuat .
Tarjih secara etimologi berarti menguatkan. Konsep tarjih muncul ketika terjadinya pertentangan secara lahir antara satu satu dalil dengan dalil lainnya yang sederajat dan tidak bisa diselesaikan dengan cara al –jam’u wat taufiq. Dalil yang dikuatkan disebut rajih, sedangkan dalil yang dilemahkan disebut dengan marjuh..
Dari pengertian di atas maka unsur-unsur yang ada dalam tarjih adalah :
Adanya dua dalil
Adanya sesuatu yang menjadikan salah satu itu lebih utama dari yang lain.

Tarjih bergerak dalam bidang pemurnian atau purifikasi. Sedangkan, tajdid adalah reform atau pembaruan. Keduanya (tarjih dan tajdid), ibarat dua sisi mata uang yang saling membutuhkan dan tak mungkin dipisahkan.Jika dilihat secara umum, tarjih lebih bersifat masa lampau, sedangkan tajdid untuk masa depan.


Model-Model Tajdid dan Tajdir yang Dilakukan Muhammadiyah

Model-model Tajdid
Secara garis besar, prinsip dasar pembaharuan Islam termasuk Muhammadiyah setidaknya terdapat dua unsur yang saling berkaitan. Pertama, seruan terhadap skriptualisme (Al-Qur'an dan Sunnah) dengan menekankan otoritas mutlak teks suci dengan menemukan substansi ajaran baik yang bersifat aqidah maupun dengan penerapan praksisnya. Kedua, upaya untuk mereinterpretasi ajaran-ajaran Islam yang sesuai dengan pemahaman-pemahaman baru seiring dengan tuntutan zaman yang kontemporer.
Dalam kaitan dengan pembaharuan (tajdid), terdapat lima agenda penting yang menjadi fokus Muhammadiyah dengan melakukan gerakannya, yaitu:
a.  Tajdid al-Islam yang menyangkut tandhifal-aqidah yaitu purifikasi terhadap ajaran Islam (Sujarwanto 1990: 232).Tandhifal-aqidah ini berusaha untuk membersihkan ajaran-ajaran Islam dari unsur takhayul, bid’ah dan khurafat (TBC).
b. Pembaharuan yang menyangkut masalah teologi. Dalam bidang teologi, Muhammadiyah sudah sewajarnya untuk mengkaji ulang konsep-konsep teologi yang lebih responsif dan tanggap terhadap persoalan zaman. Pembaharuan yang dilakukan adalah untuk membicarakan persoalan-persoalan kemanusiaan, di samping persoalan-persoalan ke-Tuhanan.

c.  Karena Islam menyangkut persoalan dunia dan akherat, ideologi dan pengetahuan serta dimensi yang menyangkut kehidupan manusia, maka tajdid diorientasikan pada pengembangan serta peningkatan kualitas kemampuan sumber daya manusia (Islam).
d. Pembaharuan Islam menyangkut organisasi. Gerakan umat Islam harus rapi, terorgansir dan memiliki manajemen yang professional, sehingga mampu bersaing dengan yang lainnya.
e. Pembaharuan dalam bidang etos kerja. Point ini juga menjadi focus perhatian Muhammadiyah karena etos kerja umat Islam saat berdirinya Muhammadiyah sangat rendah.
Sehingga berdasar BRM nomor khusus “Tanfidz Keputusan Muktamar Tarjih” XXII: 47, menyebutkan bahwa gerakan tajdid merupakan karakter bagi organisasi Muhammadiyah.

Model-model Tajrid

a. Dalam bidang kepercayaan dan ibadah, muatannya menjadi khurafat dan bid’ah. Khurafat adalah kepercayaan tanpa pedoman yang sah dari al-Qur’an dan al-Sunnah. Hanya ikut-ikutan orang tua atau nenek moyang. Sedangkan bid’ah biasanya muncul karena ingin memperbanyak ritual tetapi pengetahuan Islamnya kurang luas, sehingga yang dilakukan adalah bukan dari ajaran Islam. Misalnya selamatan dengan kenduri dan tahlil dengan menggunakan lafal Islam.
b. Realitas sosio-agama yang dipraktikkan masyarakat inilah yang mendorong Ahmad Dahlan melakukan pemurnian melalui organisasi Muhammadiyah. munawir Syazali mengatakan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan pemurnian yang menginginkan pembersihan Islam dari semua unsur singkretis dan daki-daki tidak Islami lainnya

Gerakan Pembaruan yang dilakukan Muhammadiyah

          Ada tiga hal yang menjadi fondasi utama gerak langkah Muhammadiyah, yaitu bidang pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial. Ketiga hal ini dijalankan oleh Kiai Ahmad Dahlan yang sangat jauh “menyimpang” dari mainstream saat itu. Mengapa demikian? Karena kondisi masyarakat Indonesia yang terjajah, tertindas, terbelakang, miskin, dan selalu dibodohi oleh para penjajah. Maka, untuk memperbaiki semua itu, harus ada keberanian dalam melakukan perubahan secara menyeluruh.Misalnya, dalam pendidikan. Pola yang dikembangkan Muhammadiyah berusaha untuk mengadopsi pendidikan Barat yang berbeda dengan paham masyarakat Indonesia saat itu.
Kemudian dalam bidang kesehatan, beliau berusaha mendorong didirikannya balai pengobatan untuk rakyat miskin. Sebab, waktu itu banyak masyarakat Indonesia dengan kondisi ekonomi yang sangat tertinggal, sangat kesulitan mendapatkan layanan kesehatan, kecuali mereka yang berasal dari kalangan bangsawan.
Dalam bidang kesejahteraan sosial, beliau membentuk lembaga amil zakat, lembaga peduli umat, dan lain sebagainya. Tujuannya adalah untuk membebaskan masyarakat dari kemiskinan, kebodohan, ketertinggalan, dan lain sebagainya.

Kondisi masyarakat saat itu yang mulai jauh dari nilai-nilai Islam. Cara ibadah mereka mulai bercampur dengan kemusyrikan, takhayul, bid’ah, dan lain sebagainya. Kemudian dalam hal pemikiran, umat Islam saat itu cenderung telah mengalami stagnasi pemikiran.
Pola pikir yang dikedepankan cenderung taklid (mengikuti saja) tanpa mau mencari dasarnya. Bahkan, mulai muncul kekhawatiran di masyarakat karena adanya fatwa yang menyatakan bahwa pintu ijtihad telah tertutup. Bagi tokoh pembaru seperti Abduh, Al-Afghani, dan Ibnu Taimiyah, hal ini dapat menyebabkan taklid buta dan pemikiran umat Islam pun menjadi jumud (stagnan).
Gerakan pembaruan akan terus dilakukan dan tak akan pernah berhenti. Bisa saja, pembaruan yang dilakukan hari ini, tapi karena satu hal, sehingga besok sudah tidak bisa dilakukan lagi. Maka, pembaruan akan terus berlangsung. Begitulah seterusnya.

Makna Pentingnya Pembaharuan Dilakukan Muhammadiyah

          Muhammadiyah selalu melakukan gerakan pembaruan. Muhammadiyah tanpa pembaruan, ibarat makan sayur tanpa garam, maka rasanya hambar. Muhammadiyah harus selalu menjadi pelopor. Sebagai pelopor, Muhammadiyah tidak boleh kehilangan kepeloporannya.
Karena itu, pembaruan menjadi kebutuhan mutlak bagi warga pergerakan Muhammadiyah. Jadi, pembaruan akan selalu terjadi dan terus berkembang. Dan, pembaruan itu akan terjadi dalam semua bidang, tidak hanya terbatas pada bidang sosial. Semuanya yang dilakukan harus dijalankan dengan tindakan nyata. Itulah yang namanya amal syahadah.
Majelis Tarjih dan Tajdid itu  berkutat melayani persoalan-persoalan yang muncul khususnya masalah keagamaan internal Muhammadiyah. Sehingga warga Muhammadiyah mendapatkan pedoman dan jawaban dalam masalah sosial keagamaan. Tidak hanya masalah fikih tapi juga akidah, akhlak, dan masalah-masalah yang lain.

Kesimpulan

Tajdid adalah mengembalikan ajaran agama Islam kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah, karena sekarang ini ajaran Islam mengalami penyimpangan dan pencampuran dengan pemahaman yang bukan berasal dari Islam, sedangkan tajrid berarti pengosongan, pengungsian, pengupasan, pelepasan atau pengambil alihan.
Sebagai umat Islam, kita harus terus melaksanakan pembaharuan, agar konteks Islam sesuai dengan tuntunan jaman dengan tanpa menghilangkan konteks agama Islam itu sendiri sehingga Islampun mampu menjawab tantangan jaman.
Jadi, pembaruan akan selalu terjadi dan terus berkembang. Dan, pembaruan itu akan terjadi dalam semua bidang, tidak hanya terbatas pada bidang sosial. Semuanya yang dilakukan harus dijalankan dengan tindakan nyata. Itulah yang namanya amal syahadah.

Sumber

wahyun-mawardi-muhammadiyah-sebagai.pptx
http://arifinismail.blogspot.co.id/2011/01/tajrid-kesungguhan.html
http://sariasriani.blogspot.co.id/2012/05/tajdid-dan-purifikasi.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Tajdid
http://nurulchoziyah.blogspot.co.id/2015/01/makalah-takhrij-dan-tajdid_56.html

Makalah Pasar Monopoli

Makalah
Pengantar Ilmu Ekonomi
Pasar Monopoli






Disusun oleh :

1. Erik Irawan
2. Ina Nuraeni
             3. Ira Monita Mutiara
   4. Refita Syafitri
                          5. Salsabila Tasya Aulia Reza
            6. Sarah Zafira Fasya

Jl. R. Syamsudin, SH. No. 50 Sukabumi Telpon (0266) - 218342 Fax. (0266) – 218342
Tahun Pelajaran 2016/2017

Administrasi Publik A







Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya serta Salawat serta salam kepada junjungan Alam Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat beliau sekalian.  Kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan  judul tentang Pasar Monopoli. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata perkuliahan Pengantar Ilmu Ekonomi.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada: 
Bu Dine Meigawati, S.Sos., M.Si selaku Dosen Pengantar Ilmu Ekonomi dan Rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu dalam menyusun makalah ini.

Dalam makalah ini kita berusaha untuk menjelaskan tentang pasar monopoli dalam penyelesaian penulisan makalah  ini, penulis mendapat bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak.

Namun tetap saja kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan guna perbaikan di masa yang akan datang.



Sukabumi, 14 November 2016










Daftar Isi

Kata  Pengantar
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah 
Tujuan




BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian pasar monopoli
2.2 Ciri-ciri pasar monopoli
2.3 Macam-macam pasar monopoli
2.4 Jenis-jenis pasar monopoli berdasarkan penyebabnya
2.5 Faktor-faktor yang menimbulkan pasar monopoli
2.6 Kelebihan dan kekurangan pasar monopoli
2.7 Contoh pasar monopoli
2.8 Jenis-jenis monopoli yang tidak dilarang
2.9 Undang-undang tentang monopoli
2.10 Kebijakan pemerintah anti monopoli

BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan dan saran
3.2 Daftar Pusaka





       

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang 

Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, industri, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur di  mana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbala uang. Kegiatan ini merupakan bagian dari perekonomian. Persaingan sangat penting dalam pasar, dan memisahkan pasar dari perdagangan. 
Pasar sebagai kumpulan jumlah pembeli dan penjual individual mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu. Karakteristik tersebut muncul karena masing-masing pembeli dan penjual individual mempunyai perilaku individual yang berbeda pula. Pasar dengan karakteristik tersebut disebut dengan pasar monopoli. Mengingat dalam pasar monopoli hanya terdapat satu penjual dari satu produk (barang atau jasa) yang tidak mempunyai alternatif produk pengganti (subtitusi) maka dalam pasar monopoli tidak ada persaingan dari penjual lain.  
Dalam kehidupan perekonomian yang factual, sangat jarang mendapat penjual yang tidak menghadapi persaingan dari penjual lain. Meskipun dalam suatu pasar misalnya hanya terdapat satu penjual sehingga tidak ada persaingan secara langsung dari penjual lain, tetapi penjual tunggal tersebut akan menghadapi persaingan secara tidak langsung dari penjual lain yang menghasilkan produk yang dapat merupakan alternative produk pengganti yang tidak sempurna.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pasar monopoli?
2. Apa ciri-ciri pasar monopoli?
3. Apa macam-macam pasar monopoli?
4. Apa jenis-jenis pasar monopoli?
5. Apa faktor-faktor yang menimbulkan pasar monopoli?
6. Apa kelebihan dan kekurangan pasar monopoli?
7. Apa Contoh pasar monopoli?
8. Apa jenis-jenis monopoli yang tidak dilarang?
9. Bagaimana Undang-Undang tentang monopoli?
10. Bagaimana kebijakan pemerintah anti monopoli?

1.3 Tujuan

1. Dapat memahami tentang pasar monopoli.
2. Mengetahui ciri-ciri pasar monopoli.
3. Mengetahui macam-macam pasar monopoli.
4. Mengetahui jenis-jenis pasar monopoli.
5. Mengetahui faktor yang menimbulkan monopoli.
6. Mengetahui kelebihan dan kelemahan dari pasar monopoli.
7. Mengetahui contoh pasar monopoli.
8. Mengetahui jenis-jenis monopoli yang tidak dilarang.
9. Mengetahui tentang undang-undang monopoli. 
10. Mengetahui kebijakan pemerintah anti monopoli.



BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pasar monopoli

Pasar monopoli (dari bahasa Yunani: monos, satu + polein, menjual) adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar. Penentu harga pada pasar ini adalah seorang penjual atau sering disebut sebagai "monopolis".

Pasar monopoli adalah suatu keadaan pasar di mana hanya ada satu kekuatan atau satu penjual yang dapat menguasai seluruh penawaran, sehingga tidak ada pihak lain yang menyainginya atau terdapat pure monopoly (monopoli murni) dan perusahaan ini menghasilkan barang yang tidak mempunyai barang pengganti yang sangat dekat.

Sebagai penentu harga (price-maker), seorang monopolis dapat menaikan atau mengurangi harga dengan cara menentukan jumlah barang yang akan diproduksi; semakin sedikit barang yang diproduksi, semakin mahal harga barang tersebut, begitu pula sebaliknya. Walaupun demikian, penjual juga memiliki suatu keterbatasan dalam penetapan harga. Apabila penetapan harga terlalu mahal, maka orang akan menunda pembelian atau berusaha mencari atau membuat barang subtitusi (pengganti) produk tersebut atau —lebih buruk lagi— mencarinya di pasar gelap (black market).

2.2 Ciri-ciri pasar monopoli

1. Pasar monopoli adalah industri satu perusahaan.

Sifat ini sudah secara jelas dilihat dari definisi monopoli di atas, yaitu hanya ada satu saja perusahaan dalam industri tersebut. Barang atau jasa yang dihasilkannya tidak dapat dibeli dari tempat lain. Para pembeli tidak mempunyai pilihan lain, kalau mereka menginginkan barang tersebut maka mereka harus membeli dari perusahaan monopoli tersebut.

2. Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip.
Barang yang dihasilkan perusahaan tidak monopoli tidak dapat digantikan oleh barang lain yang ada dalam pasar. Barang tersebut merupakan satu-satunya jenis barang yang seperti itu dan tidak terdapat barang mirip (close substitute) yang dapat menggantikan barang tesebut.

3. Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk ke dalam industri.

Sifat ini merupakan sebab utama yang menimbulkan perusahaan yang mempunyai kekuasaan monopoli. Adanya hambatan kemasukan yang sangat tangguh menghidarkan berlakunya keadaan yang seperti itu. Ada beberapa bentuk hambatan kemasukan dalam pasar monopoli.

4. Ada yang bersifat legal yaitu dibatasi dengan undang-undang. 

5. Ada yang bersifat teknologi yaitu teknologi yang digunakan sangat canggih dan tidak mudah dicontoh. Dan ada pula yang bersifat keuangan yaitu modal yang diperlukan sangat besar.

6. Dapat mempengaruhi penentuan harga.
Karena perusahaan monopoli merupakan satu-satunya penjual di dalam pasar maka, perusahaan monopoli dipandang sebagai penentu harga atau price setter. Dengan mengadakan pengendalian ke atas produksi dan jumlah barang yang ditawarkan perusahaan monopoli dapat menentukan harga pada tingkat yang dikendakinya.

7. Promosi Iklan Kurang Diperlukan

Karena perusahaan monopoli adalah satu-satunya perusahaan di dalam industri, ia tidak perlu mempromosikan barangnya dengan menggunakan iklan. 
Walau bagaimanapun perusahaan monopoli dering membuat iklan. Iklan tersebut bukalah bertujuan untuk menarik pembeli, tetapi untuk memelihara hubungan baik dengan masyarakat.

2.3  Macam-macam pasar monopoli

1.  Monopoli by law
Monopoli oleh Negara untuk cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan menguasai hajat hidup orang banyak.

2.  Monopoli by nature
Monopoli yang lahir dan tumbuh secara alami karena didukung iklim dan lingkungan tertentu.

2.4 Jenis-jenis pasar monopoli berdasarkan penyebabnya

1) Monopoli alamiah

Monopoli alamiah muncul karena keadaan alam yang khas (berciri khusus), seperti kesuburan tanah, iklim yang sesuai atau karena mengandung kekayaan bahan tambang tertentu. Monopoli alamiah hanya dimiliki oleh daerah-daerah tertentu.

Contoh: Bali memiliki monopoli dalam penjualan salak bali, kemudian Pontianak dengan jeruknya, Malang dengan apelnya, Kalimantan dengan rotannya, Brebes dengan bawang merahnya, Tulungagung dengan marmernya, Martapura dengan intannya, dan lain-lain.

Akan tetapi, dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, monopoli alamiah mulai memudar keunggulannya, karena mulai ada beberapa tanaman dan buah tertentu yang sudah bisa ditanam di tempat yang bukan asalnya.

2) Monopoli masyarakat

Monopoli masyarakat terjadi jika masyarakat mempunyai kepercayaan khusus terhadap suatu produk. Misalnya, obat batuk merek “A” mampu menguasai pasar karena masyarakat
amat mempercayai kemanjuran obat batuk tersebut, sehingga mereka tidak mau berpindah ke merek yang lain.

3) Monopoli undang-undang

Monopoli undang-undang muncul karena adanya pemberlakuan kebijakan atau undang-undang tertentu. Ada beberapa bentuk monopoli undang-undang, sebagai berikut.

a) Monopoli negara

Monopoli negara, yaitu monopoli yang diberlakukan oleh negara dalam rangka melayani kepentingan umum. Monopoli negara dilakukan dengan cara mendirikan perusahaan negara, seperti PLN (Perusahaan Listrik Negara), PT Pos Indonesia dalam penjualan perangko, Pertamina (Perusahaan Pertambangan Minyak Nasional), PT Kereta Api, dan lain-lain.

b) Hak cipta (copy right)

Hak cipta adalah hak khusus yang diberikan kepada pencipta atau pihak lain sebagai penerima hak cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak hasil ciptanya.

Hak cipta diberikan dalam bidang ilmu pengetahuan, kesusastraan, dan kesenian. Hak cipta memiliki masa pemberlakuan, misal untuk buku berlaku sampai 50 tahun sesudah penciptanya meninggal, dan untuk program komputer berlaku 25 tahun sejak diumumkan.

Hak cipta melindungi penciptanya dari pihak lain yang ingin menjiplak atau memperbanyak hasil ciptaannya tanpa izin khusus dari penciptanya.

c) Hak Paten

Hak paten adalah hak khusus yang diberikan kepada penemu atas hasil penemuannya di bidang teknologi yang berbentuk proses produksi dan hasil produksi atau penyempurnaan dari keduanya.

Hak paten melindungi penemunya dari pihak lain yang ingin menjiplak hasil temuannya, kecuali pihak lain tersebut memiliki izin (lisensi) dari penemunya.
Contoh: hak paten yang dipegang oleh perusahaan Microsoft atas teknologi software komputer.

d) Hak Merek

Hak merek adalah hak atas tanda atau nama yang diberikan pada barang dan jasa untuk membedakannya dengan produk lain.

Merek yang dimiliki suatu perusahaan dan sudah terdaftar di Direktorat Jenderal Paten, Merek, dan Hak Cipta Departemen Kehakiman tidak boleh ditiru oleh orang lain.

Dengan demikian selain hak merek, hak cipta dan hak paten juga harus terdaftar di Direktorat Jenderal Paten, Merek, dan Hak Cipta Departemen Kehakiman.

4) Monopoli karena kemampuan efisiensi

Monopoli ini terjadi bila suatu perusahaan mampu memproduksi dengan biaya yang rendah sehingga mampu menjual produk dengan harga yang rendah pula.

Karena perusahaan lain tidak mampu memproduksi dengan biaya serendah itu maka perusahaan tersebut dapat memonopoli (menguasai) pasar.

Monopoli jenis ini umumnya dipegang oleh perusahaan yang bermodal besar dan dikelola secara modern.

5) Monopoli karena penguasaan bahan baku

Bila suatu perusahaan menguasai bahan baku tertentu (misalnya, gandum) dengan berperan sebagai importir tunggal dan kemudian perusahaan tersebut tidak bersedia menjual gandumnya kepada perusahaan lain, melainkan diolah sendiri menjadi tepung terigu maka dapat dipastikan perusahaan tersebut akan memonopoli industri pembuatan tepung terigu.
6) Monopoli karena penguasaan teknologi dan tenaga ahli

Bila suatu perusahaan menguasai teknologi dan tenaga ahli dalam pengolahan suatu produk, dapat dipastikan perusahaan tersebut akan menjadi monopolis.

Contohnya, PT Freeport dari Amerika Serikat memonopoli pembangunan dan pengolahan tembaga di Indonesia karena mengusai teknologi dan tenaga ahli yang tidak dimiliki perusahaan lain.

2.5 Faktor-faktor yang menimbulkan pasar monopoli

Terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan wujudnya pasar (perusahaan) monopoli. Ketiga faktor tersebut adalah:

1. Perusahaan Monopoli Memiliki Suatu Sumber Daya yang Unik dan Tidak Dimiliki oleh Perusahaan Lain.

Salah satu sumber penting dari adanya monopoli adalah pemilikan suatau sumber daya yang unik (istimewa) yang tidak dimiliki oleh orang atau perusahaan lain. Perusahaan air minum di suatu kota adalah salah satu contoh lain dari kekuasaan monopoli yang memiliki sumber daya yang unik.

2. Perusahaan Monopoli pada Umumnya Dapat Menikmati Skala Ekonomi (Economies of Scale) hingga ke Tingkat Produksi yang Sangat Tinggi.

Di dalam abad ini perkembangan teknologi berlaku sangat pesat sekali. Di berbagai kegiatan ekonomi tingkat teknologi adalah sedemikian modernnya sehingga produksi yang efisien hanya dapat dilakukan apabila jumlah produksinya sangat besar dan meliputi hampir seluruh produksi yang diperlukan di dalam pasar.

Keadaan seperti ini berarti suatu perusahaan hanya akan menikmati skala ekonomi yang maksimum apabila tingkat produksinya adalah sangat besar jumlahnya.

Pada waktu perusahaan mencapai keadaan di mana biaya produksi mencapai keadaan di mana biaya produksi mencapai minimum, jumlah produksi adalah hampir menyamai jumlah permintaan yang wujud dalam pasar. Dengan demikian, sebagai akibat dari skala ekonomi yang demikian sifatnya, perusahaan dapat menurunkan harga barangnya apabila produksi semakin tinggi. Pada tingkat produksi yang sangat tinggi, harga adalah sedemikian rendahnya sehingga perusahaan-perusahaan baru tidak akan sanggup bersaing dengan perusahaan yang terlebih dahulu berkembang. Keadaan ini mewujudkan pasar monopoli.

Suatu industri yang skala ekonominya mempunyai sifat seperti yang diterangkan di atas adalah perusahaan yang dikatakan merupakan monopoli alamiah atau natural monopoly. Monopoli alamiah pada umumnya dijumpai dalam perusahaan jasa umum (utilities) seperti perusahaan listrik, perusahaan air minum, perusahaan telepon, dan prusahaan amgkutan kereta api.

3. Monopoli Wujud dan Berkembang Melalui Undang-undang yaitu Pemerintah Memberi Hak Monopoli Kepada Perusahaan Tersebut.

Di dalam undang-undang pemerintah yang mengatur kegiatan perusahaan-parusahaan  terdapat beberapa peraturan yang akan mewujudkan kekuasaan  monopoli. Peraturan-peraturan yang seperti itu adalah :

Peraturan paten dan hak cipta

Perkembangan ekonomi yang pesat terutama menimbulkan oleh perkembangan teknologi. Untuk mengembangkan teknologi kadang-kadang diperlukan waktu bertahun-tahun dan biaya yang sangat besar. Oleh sebab itu kegiatan dan pengeluaran untuk mengembangkan teknologi tidak akan dilakukan perusahaan apabila hasil jerih payah mereka dengan mudah dicontoh atau dijiplak oleh perusahaan lain.

Agar usaha mengembangkan teknologi dengan tujuan untuk menciptakan barang baru akan memberi keuntungan kepada perusahaan, haruslah pemerintah melarang dan menghukum kegiatan menjiplak tersebut. Hak cipta atau copy rights merupakan bentuk lain dari hak paten yaitu merupakan suatu jaminan hukum untuk menghindari penjiplakan.
Hak usaha eksklusif

Apabila skala ekonomi hanya diperoleh setelah perusahaan itu mencapai tingkat produksi sangat tinggi, kepentingan khalayak ramai akan dimaksimumkan apabila perusahaan diberi kesempatan untuk menikmati skala ekonomi itu, dan pada waktu yang sama diharuskan menjual produksinya dengan harga rendah. Untuk menciptakan keadaan seperti ini secara serentak pemerintah harus menjalankan dua langkah :

Memberikan hak monopoli kepada suatu perusahaan dalam suatu keadaan tertentu.
Menentukan harga atau tarif yang rendah ke atas barang atau jasa yang diproduksikan. Contoh perusahaan ini adalah perusahaan air minum, pembangkit listrik dan angkutan kereta api.
Tanpa adanya hak eksklusif untuk berusaha sebagai perusahaan monopoli akan timbul halangan untuk menikmati skala ekonomi secara maksimum. Sebagai akibatnya setiapa perusahaan akan menetapakan harga / tarif yang tinggi ke atas barang / jasa yang dihasilkannya. Untuk menghindari agar perusahaanh tidak mengambil tindakan yang seperti itu pemerintah, di samping memberikan hak monopoli akan menetapkan harga / tarif penjualan dari barang / jasa yang disediakan perusahaan tersebut.

2.6 Kelebihan dan kelemahan monopoli

Kelebihan pasar monopoli antara lain sebagai berikut.
1. Mendorong untuk adanya inovasi baru agar tetap terjaga monopolinya.
2. Tidak akan mungkin timbul perusahaan-perusahaan yang kecil sehingga perusahaan monopoli akan semakin besar.
3. Mampu melakukan penelitian dan pengembangan produk.
4. Dapat meningkatkan daya saing bilamonopoli diperoleh karena kemampuan efisiensi
5. Mudah mengontrol kepentingan orang banyak bila monopoli dilakukan Negara.
6. Dapat meningkatkan inovasi(penemuan baru)bila monopoli terbentuk karena pemberian hak cipta dan hak paten.

Kelemahan pasar monopoli sebagai berikut.
1. Timbul ketidakadilan karena keuntungan banyak dinikmati oleh.
2. Tidak efisiensinya biaya produksi, karena perusahaan monopoli tidak memanfaatkan secara penuh penghematan ongkos produksi atau sering disebut timbulnya pemborosan.
3. Konsumen merasa berat karena harus membeli barang dengan harga sangat tinggi oleh perusahaan monopoli.
4. Adanya unsur eksploitasi terhadap konsumen dan pemilik faktor-faktor produksi.

2.7 Contoh pasar monopoli

Berikut ini merupakan contoh dari bentuk pasar monopoli yaitu; PT Pertamina (persero), PT Perusahaan Listrik Negara (persero), dan PT Kereta Api (persero).


2.8 Jenis-jenis monopoli yang tidak dilarang

1. Monopoli by Law

Monopoli oleh negara untuk cabang-cabang produksi penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak.

2. Monopoli by Nature

Monopoli yang lahir dan tumbuh secara alamiah karena didukung iklim dan lingkungan tertentu.

3. Monopoli by Lisence

Izin penggunaan hak atas kekayaan intelektual.

2.9 Undang-undang tentang monopoli

Terlepas dari kenyataaan bahwa dalam situasi tertentu kita membutuhkan  perusahaan besar dengan kekuatan ekonomi yang besar, dalam banyak hal praktik monopoli, oligopoli, suap. Harus dibatasi dan dikendalikan, karena bila tidak dapat merugikan kepentingan masyarakat pada umumnya dan kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat. Strategi yang paling ampuh untuk itu, sebagaimana juga ditempuh oleh negara maju semacam Amerika, adalah melalui undang-undang anti-monopoli.

  Di Indonesia untuk mengatur praktik monopoli telah dibuat sebuah undang-undang yang mengaturnya. Undang-undang itu adalah Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1999 Tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
          Undang-undang ini menerjemahkan monopoli sebagai suatu tindakan penguasaan atas produksi dan pemasaran barang atau penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha.

          Sedangkan praktik monopoli pada UU tersebut dijelaskan sebagai suatu pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan pemasaran atas barang dan jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan dapat merugikan kepentingan umum. UU ini dibagi menjadi 11 bab yang terdiri dari beberapa pasal.

2.10  Kebijakan pemerintah anti monopoli

Kebijakan pemerintah yang diberlakukan untuk mengatasi anti monopoli, diantaranya:
1. Membatasi ruang gerak monopolis dengan adanya campur tangan pemerintah dan penentuan harga maupun produksi.
2. Melakukan regulasi ekonomi terhadap monopoli bila kemunculannya tidak dapat dihindari lagi.
3. Kebijakan anti-trust yang berupaya mencegah monopolisasi atau penyalahgunaan antikompetitif, dengan mendirikan perusahaan tandingan yang mampu menyaingi monopolis.
4. Pengenaan pajak
5. Selain itu masalah larangan monopoli yang diatur dalam pasal 7 UU No. 5/1984 tentang perindustrian, dalam pasal tersebut pada intinya memberikan instruksi kepada pemerintah untuk:
1. Mewujudkan perkembangan industri yang lebih baik, secara sehat dan berhasil guna
2. Mengembangkan persaingan yang baik dan sehat serta mencegah persaingan yang tidak jujur.

3. Mencegah pemusatan atau penguasaan industri oleh satu kelompok atau perorangan dalam bentuk monopoli yang merugikan masyarakat.

Di dalam UU Antimonopoli ada ketentuan yang menggunakan kata-kata “dilarang” tetapi tidak otomatis dijatuhi hukuman, karena ada perbuatan melawan hukum yang dilakukan pelaku usaha yang bersifat rule of reason . Artinya, perlu penelitian lebih jauh apakah tindakan pelaku usaha tertentu dapat mengakibatkan praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat pada pasar yang bersangkutan. Contoh: perusahaan A dan B melakukan merjer, dengan tujuan meningkatkan kemampuan perusahaan berupa kemampuan keuangan, meningkatkan pangsa pasar maupun meningkatkan sinergi dan meningkatkan pelayanan terhadap konsumen. Perusahaan hasil merjer ini tidak dapat dilarang, jika perusahaan hasil merjer tidak mengakibatkan praktek monopoli atau persaingan usaha tidak sehat pada pasar yang bersangkutan.




BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpilan dan saran

Pasar monopoli adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu perusahaan saja. Dan perusahaan ini menghasilkan barang yang tidak mempunyai barang pengganti yang sangat dekat.

Ciri-ciri antara lain pasar monopoli adalah industri satu perusahaan, tidak mempunyai barang pengganti yang mirip, tidak terdapat kemungkinan untuk masuk ke dalam industri, dapat mempengaruhi penentuan harga, promosi iklan kurang diperlukan.

Faktor-faktor yang menimbulkan monopoli antara lain perusahaan monopoli memiliki suatu sumber daya yang unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain, perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi (economies of scale) hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi, monopoli wujud dan berkembang melalui undang – undang yaitu pemerintah memberi hak monopoli kepada perusahaan tersebut.

Dari ciri-ciri dan faktor-faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa monopoli cenderung dapat memperburuk distribusi pendapatan dalam masyarakat.

Dengan terselesainya makalah ini semoga bermanfaat bagi teman-teman yang mau mempelajarinya dan dalam pembuatan makalah ini banyak terdapat kesalahan maupun kekurangnya mohon kritik dan saran dari para pembaca. 



3.2 Daftar pusaka
http://www.berpendidikan.com/2015/09/pengertian-pasar-monopoli-ciri-ciri-dan-contohnya.html?m=1
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pasar_monopoli
http://muhamadkaharudin.blogspot.co.id/2015/11/makalah-pasar-monopoli.html?m=1
https://munikasulistiawati.wordpress.com/2014/08/30/makalah-pasar-monopoli/
http://intanchiechielita.blogspot.co.id/2014/11/makalah-pasar-monopoli.html?m=1
http://www.satujam.com/pasar-monopoli/
http://www.ilmuekonomi.net/2015/10/pengertian-ciri-ciri-karakteristik-contoh-dan-jenis-jenis-pasar-monopoli.html?m=1





Book Report Political Education

BOOK REPORT

POLITICAL EDUCATION






DISUSUN OLEH :


SARAH ZAFIRA FASYA

NIM : 1630711024



PRODI ADMINISTRASI PUBLIK SEMESTER 2 A

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI



Jl. R. Syamsudin, SH. No. 50 Sukabumi Telpon (0266) - 218342 Fax. (0266) – 218342
Tahun Pelajaran 2016/2017





Identitas Buku

Judul Buku : Political Education
Penulis : Robert Brownhill and Patricia Smart
Penerbit : Routledge, London and New York
Tebal Halaman : 17



Kata Pengantar

Puji syukur senantiasa kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberi nikmat iman dan nikmat kesehatan dalam melaksanakan segala aktivitas hidup kita terutama dibidang pendidikan. Salawat dan salam kita sampaikan juga kepada Nabi Muhammad SAW sebagai tokoh pendidikan yang patut dijadikan teladan dalam setiap proses pendidikan.

Penulisan laporan buku ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu tugas tengah semester II tahun ajaran 2016/2017, jurusan administrasi publik dalam mata kuliah “Pendidikan Kewarganegaraan” dibimbing oleh Bapak H. Ibnu Hurri.,S.Sos.,M.pd.

Dalam penulisan book report ini, penulis menyadari terdapat banyak kesalahan diluar sepengetahuan penulis. Oleh karena itu, kritik berupa saran penulis harapkan kepada dosen pengajar mata kuliah pendidikan kewarganegaraan.

Akhir kata, penulis ucapkan Allhamdulillah kepada Allah SWT, dan terimakasih kepada dosen pengajar mata kuliah ini. Semoga bermanfaat untuk kita semua.






Sukabumi, 18 Mei 2017






Daftar isi

Identitas Buku
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendidikan Politik : Debat
BAB II Dasar Moral Pendidikan Politik Dan Politik
BAB III Pendidikan, Belajar Dan Liberal
BAB IV Komunitas Politik
BAB V Sifat Argumen Politik
BAB VI Kurikulum Politik
BAB VII Isu Impartialitas, Bias Dan Kontroversial
Bab VIII Indoktinasi
BAB IX Kesimpulan
Penutup



BAB I
PENDIDIKAN POLITIK: DEBAT
  Bahwa pendidikan dan struktur politik masyarakat yang terkait erat mungkin selalu diakui. Bisa dikatakan bahwa semua sistem pendidikan memiliki sifat politik, bahwa mereka dirancang untuk menginisiasi anak-anak ke dalam cara tradisional untuk melakukan sesuatu. Memang, kita menemukan. R.S Peters termasuk gagasan ini dalam definisi pendidikannya. Pendidikan dalam pengertian ini harus konservatif dan memberi dukungan pada masyarakat.

Dalam pendidikan politik harus memiliki yaitu : argument yang mendukung dan Argumen Melawan.

1. Argumen Yang Mendukung.
Argumen yang mendukung pendidikan politik berasal dari kanan dan kiri spektrum politik. Filsuf dan pendidik.
Menurut Nicholas Haines mengemukakan bahwa spesialisasi yang berkembang di pendidikan tinggi telah membuat orang kurang kompeten dan memiliki pengetahuan di bidang-bidang di luar spesialisasi mereka: bahwa pendidikan mereka, daripada memperluas cakrawala mereka telah membatasi mereka sedemikian rupa sehingga mereka tidak memiliki keinginan. Baik untuk berpartisipasi atau untuk menunjukkan ketertarikan pada aktivitas politik. Perhatian utama haines adalah dengan berkembangnya birokrasi dan gerakan kolektivis yang dia anggap menghancurkan pengertian tradisional tentang kebebasan.
Denis mengambil tema yang lebih luas namun terkait dalam serangkaian buku. Dia menekankan bahwa warga harus melek huruf secara politis, yang dengannya dia berarti bahwa orang dewasa harus mampu, dalam demokrasi repsentatif, untuk membuat pilihan yang beralasan antara kandidat dan partai dalam pemilihan, dan mungkin harus bersiap untuk mengambil bagian dalam beberapa rumput. Aktivitas berotot. Dengan demikian, argumennya adalah bahwa logika pemerintah perwakilan menuntut pendidikan politik karena jika seseorang menginginkan yang terakhir, seseorang juga harus menginginkan sarana untuk mencapai tujuan tersebut, sayangnya kerajaan yang satu, walaupun secara formal merupakan perwakilan demokrasi, tidak memiliki fitur lengkap dari model ideal.
Demokrasi semacam itu, hanya karena tidak cukup banyak orang yang tahu bagaimana cara kerjanya atau berpartisipasi dalam pekerjaannya.


2. Argumen Melawan.
Argumen semacam ini menjadi respons sinis terhadap yang mendukung politik partisipatif atau dapat mencerminkan gagasan yang berbeda mengenai sifat politi. Sebuah umum yang digunakan untuk melawan pendidikan politik ditujukan pada calon pendidik.

Argumen yang sama berlaku untuk politik. Politik adalah seni yang hanya kita pelajari secara bertahap melalui pengalaman dan dengan melihat dan mendengarkan orang lain. Ketakutan terhadap keterampilan dan pengetahuan tidak disebarkan secara sadar oleh guru namun diambil oleh murid melalui pengamatan, pendengaran, dan akhirnya dengan berlatih.

Keahlian dalam bidang politik seperti dalam hal lainnya hanya dapat diperoleh oleh orang yang berpengalaman dalam seni keputusan politik. Argumen tersebut juga mengatakan sesuatu tentang sifat pengetahuan politik. Nilai dan prinsip politik jauh dari keseluruhan pengetahuan politik karena hanya merupakan pelepasan tradisi politik tertentu.

Konstitusi masyarakat bebas dan praktiknya merupakan cerminan dari nilai-nilai bersama masyarakat. Fungsi dalam komunitas semacam itu adalah untuk menyediakan kondisi yang diperlukan untuk pengembangan nilai-nilai ini.

Argumen ini yang menolak pendidikan politik dengan bahwa hal itu tidak perlu dan jika dicoba secara langsung, akan menjadi bentuk indoktrinasi politik, menemui sejumlah kesulitan. Argumennya, seperti yang dikembangkan oleh Polanyi, mengasumsikan bahwa komunitas politik itu seperti komunitas akademis dan peduli dengan pencarian kebenaran.



BAB II
DASAR MORAL PENDIDIKAN POLITIK DAN POLITIK

Dalam arti luas, kita dapat mengatakan bahwa pendidik semacam ini peduli dengan filsafat pendidikan yang akan mencerminkan nilai dan anggapannya tentang bagaimana seharusnya orang tersebut. Namun dalam mempertimbangkan mereka dalam hubungan mereka satu sama lain, dalam hubungan etis, sosial, dan politik mereka.

Filsuf pendidikan karenanya akan peduli dengan penetapan tujuan pendidikan umum dan dengan usaha untuk membenarkannya dengan mengacu pada nilai etika dan sosial umum. Kami telah memberikan tugas untuk mempertimbangkan tujuan dan sasaran pendidikan kepada filsuf pendidikan dengan syarat lebih lanjut bahwa dia peduli dengan pembenaran setiap proposal dengan mengacu pada nilai etika dan sosial yang umum.

Pandangan tentang tugas filsuf pendidikan dan filsuf politik ini dalam beberapa tahun terakhir banyak mendapat kritik. Kritik tersebut muncul dari keinginan untuk menyingkirkan penilaian nilai dan resep dari bidang sains dan untuk bertindak sebagai pendidik dan pakar politik sebagai ilmuwan.

Masih ada yang tersisa tentu saja, keberatan terakhir bahwa penilaian nilai pada dasarnya adalah prasangka yang mengungkapkan perasaan dan selera kita dan karena itu tidak memiliki tujuan yang obyektif. Politik seperti pendidikan juga bernilai sarat dan politik pada tingkat tinggi berkaitan dengan mempertimbangkan jenis masyarakat yang ingin kita miliki dan pembenaran untuk masyarakat semacam itu dan dengan ujian kemungkinan cara mewujudkan masyarakat semacam itu.

Politik berkaitan dengan semua aspek kehidupan kita. Apa yang kita lakukan bagaimana kita menjalani hidup kita, dan bagaimana kita hidup bersama. Kepentingan utamanya adalah dalam lingkup nilai, dasar, dan maknanya.



Menilai Sistem Politik
Kami berpendapat bahwa pendidik harus peduli dengan tujuan pendidikan dan dengan pembenaran mereka dengan mengacu pada nilai etika dan sosial yang melekat dalam masyarakat. Kami menyadari bahwa kekuatan harus menjadi ciri sebuah negara berdaulat karena negara-negara berdaulat merupakan asosiasi tertutup dalam arti bahwa umumnya mereka tidak dapat membuang pembangkang.

Namun, kami percaya bahwa ciri utama komunitas politik adalah elemen normatif dalam hubungan. A.P. d'Entreves berpendapat bahwa sebenarnya hanya ada dua model kewajiban politik: Benthamite dan Rousseaunian. Model yang didasarkan pada tulisan-tulisan Jeremy Bentham mencakup dua gagasan dasar. Pertama, bahwa anda memiliki kewajiban jika anda tunduk pada kekuatan atau ancaman kekuatan dan kedua, bahwa jenis kewajiban yang diciptakan tergantung pada sumber kekuatan atau ancaman kekuatan argumennya hanya bahwa jika kekuatan digunakan untuk melawan kita atau jika kita diancam akan kita patuhi.

Rousseau jelas menggunakan kata 'wajib' dalam pengertian normatif, artinya kita menilai kekuatan politik karena sah dan karena kita menilai itu kita memiliki kewajiban untuk mematuhi, melindungi, dan menyerahkan diri kita kepadanya.

Kewajiban politik ada dalam konteks politik. Kita perlu tahu kepada siapa sebelum kita tahu mengapa kita memiliki kewajiban politik. Ini terdiri dari kesetiaan pada sebuah sistem daripada penerimaan setiap peraturan yang sistemikandung.

Analisis juga memberi tahu kita kapan kewajiban politik akan lenyap. Jika hukum terus-menerus dilewati yang kita anggap menjijikkan dan yang bertentangan dengan nilai kita sendiri maka ini bisa berkembang sampai kita menyadari bahwa negara tidak lagi menyediakan kondisi yang diperlukan untuk kelangsungan nilai kita. Nilainya di tempat pertama berasal dari nilai ekstrinsiknya dalam membiarkan hal-hal yang kita hargai.

Pada titik ini perlu dijelaskan penggunaan istilah kehidupan kita. Maksud kami seperangkat sistem nilai yang masing-masing memiliki sudut pandang yang berbeda, misalnya moral, religius, estetika.

BAB III
PENDIDIKAN, BELAJAR, DAN LIBERAL

A. Nilai, Fakta dan Sudut Pandang
Sudah sering ditegaskan bahwa argumen rasional didasarkan pada penyingkapan fakta, dan bahwa perselisihan, jika harus tetap rasional, juga harus memperhatikan sifat faktanya. Argumen semacam ini menimbulkan masalah bagi wacana etis dan politik karena seperti yang telah kita lihat, banyak argumen di bidang ini berkaitan dengan nilai dan bukan fakta. Untuk melawan argumen ini kita harus menunjukkan bahwa perselisihan dapat berlanjut dengan alasan rasional, bahkan jika ada kesepakatan mengenai fakta tersebut.

Jika kita melihat objek dari sudut pandang tertentu, kita akan mempertimbangkannya dengan cara yang berbeda dan membuat penilaian yang berbeda tentang hal itu daripada jika kita melihatnya dari sudut pandang lain. Jika kita menilai sesuatu dari sudut pandang tertentu, kita menilainya sesuai dengan standar yang sesuai dengan sudut pandang itu.

Pada titik ini, orang mungkin bertanya-tanya di mana kebenarannya jika kita menciptakan koleksi gagasan. Kebenaran harus dikaitkan dengan konsep koherensi tapi ingat seperti yang ditunjukkan pada contoh kita bahwa hal itu juga terkait dengan fakta-fakta netral. Mereka tidak bisa diabaikan. Argumennya mensyaratkan bahwa tidak mungkin memisahkan dunia ide sebenarnya yang kita atur dan komunikasikan kepada orang lain.

Namun, jika tujuan utama kita adalah menciptakan dunia gagasan yang koheren, yang rasional dan karena itu dapat dipahami tidak hanya oleh diri kita sendiri tetapi oleh orang lain, ini adalah tatanan yang sangat tinggi.

B. Modus Pengalaman dan Kerangka Kerja Interpretif
Michael Oakeshott menyebut cara-cara pengalaman yang dibatasi ini. Mereka dikembangkan sebagai gambaran pengalaman yang homogen dan spesifik dari berbagai sudut pandang. Karena setiap mode adalah indepedent, kita dapat menganggapnya otonom tanpa hubungan langsung dengan orang lain. Masing-masing melihat dunia dengan cara yang berbeda karena telah mengembangkan bahasa dan logikanya sendiri.
Kita dapat dengan sadar menciptakan cara-cara pengalaman dengan secara hati-hati   membuat perbedaan antara cara melihat pengalaman dan membedakan satu pendekatan dengan  pendekatan lainnya. Kami benar-benar melihat pengalaman kami dengan cara yang sangat teoritis dengan mengembangkan teori umum tentang bagaimana dunia ini dialami namun kami masih memerlukan teori yang lebih dinamis untuk menjelaskan bagaimana kami benar-benar memahaminya.

Kerangka interpretatif adalah cara sistematis untuk melihat dunia apa yang menciptakan ketertiban dan memberi stabilitas pada pemahaman kita. Kita memeriksa hal-hal dari sudut pandang kerangka interpretatif sehingga Marxisme. Fitur-fitur tertentu dari kerangka kerja ini sudah dikenal. Dalam prakteknya, oleh karena itu konflik akan dipahami sebagai konflik kelas, bukti akan ditemukan untuk menunjukkan bahwa peraturan kelas penguasa sesuai kepentingannya sendiri dan seterusnya. Bahkan bahasa pun akan hati-hati digunakan untuk menghindari tantangan kerangka kerja.

Dalam sains kita melihat hal-hal dari sudut pandang yang terbatas dan mencoba untuk melihat dunia di bawah kategori kuantitas. Oleh karena itu kami prihatin dengan pengukuran. Dunia gagasan yang kita ciptakan memiliki fitur tertentu. Ketika kita melihat fenomena dari mode pengalaman tertentu, kita mungkin menggunakan kerangka kerja yang berbeda untuk mengaturnya. Ada kemungkinan kerangka interpretatif ini juga tidak dapat dibandingkan dengan bahasa dan konsep khusus mereka sendiri.

C. Pengetahuan Tacit
Pembahasan tentang cara-cara pengalaman dan kerangka kerja interpretatif sangat penting bagi pendidikan, karena ini menunjukkan apa yang perlu dilakukan siswa jika mereka dianggap sama sekali terdidik. Mereka perlu mengembangkan kemampuan untuk membedakan satu sudut pandang atau cara pengalaman dari yang lain.

Michael Polanyi telah mengembangkan sebuah konsep yang penting bagi pemahaman kita tentang sifat pendidikan. Ini adalah konsep pengetahuan tacit. Dia berpendapat bahwa semua pengetahuan eksplisit kita ada dalam kerangka diam-diam, yang dengannya ia berarti bahwa ia dikelilingi oleh keseluruhan asumsi yang dikenal dan tidak biasa yang menimbulkan pengetahuan eksplisit kita dan memberinya konteks dan makna.

Konsep pengetahuan tacit menunjukkan beberapa wawasan menarik tentang pendidikan dan menimbulkan sejumlah pertanyaan tentang sifat pemahaman kita dan status pengetahuan kita.

D. Pada Pengetahuan
Konsep pengetahuan diam-diam menunjukkan bahwa kita tidak pernah dapat yakin bahwa kita benar dalam klaim pengetahuan kita karena mereka selalu kabur karena pengetahuan eksplisit kita memudar ke dalam kerangka diam-diam.

E. Pada Pengajaran dan Pembelajaran
Sebagai ahli tahu lebih banyak daripada yang bisa mereka katakan bahwa mereka menyadari bahwa mereka dapat meneruskan lebih dari yang bisa mereka lakukan secara eksplisit. Mereka dapat melakukan ini dengan menunjukkan kepada murid bagaimana melihat dunia dengan cara tertentu.

F. Pada Struktur Mengetahui
Polanyi sebenarnya membuat sketsa bagaimana proses pengenal yang dinamis terjadi. Dia menyebutnya proses 'integrasi diam-diam'. Integrasi ini terjadi saat kita hadir dari satu set objek ke objek lainnya. Ini memiliki struktur dari tto.

G. Untuk Menjadi Pribadi
 Terkadang ditanya apakah pengajaran benar-benar berkepentingan dengan memprakarsai murid menjadi warisan pencapaian manusia atau apakah hal itu dirancang untuk memungkinkan murid memanfaatkan sebaik-baiknya diri mereka sendiri. Michael mengemukakan bahwa pertanyaan semacam itu benar-benar tidak tepat karena murid belajar memanfaatkan dirinya dengan hidup di dunia pencapaian manusia.




H. Pendidikan dan Politik Liberal
Kami berpendapat bahwa prestasi manusia adalah prestasi sosial. Hal ini dapat dilihat paling baik dalam pengembangan komunitas intelektual yang berbeda yang mengendalikan berbagai disiplin subjek. Bisa dilihat bahwa masyarakat terikat oleh tradisi masyarakat, tidak hanya oleh pengetahuan interpersonal masyarakat (jaringan pengetahuan) tetapi juga dengan metode sains dan keterampilan dan kemampuan para ilmuwan.



BAB IV
KOMUNITAS POLITIK
Komunitas politik menyediakan kondisi yang memungkinkan bentuk kehidupan ini ada. Dalam melihat kerangka keberadaan seorang politikus, kita tidak akan terlibat dalam pengembangan utopia yang tidak terjangkau namun akan merumuskan, secara abstrak, versi aktual dari aktualitas. Pendidikan politik terikat untuk memberikan kritik terhadap kehidupan dan institusi kita sehari-hari, karena ini mengingatkan kita akan apa yang kita harapkan dan tekankan pendekatan moral. Namun, pada dasarnya ini bukanlah prosedur revolusioner karena ini adalah penggambaran konsep dan isyarat yang sudah ada dalam kehidupan kita sehari-hari. Model politik dengan demikian bukan hanya model atau ideologi lain, melainkan model rasional yang berasal dari sudut pandang liberal barat.
Ini tentu saja merupakan dilema mendasar bagi pemerintah yang merenungkan pendidikan politik yang mendorong. Di satu sisi, dari sudut pandang seseorang dalam hiruk-pikuk politik sebenarnya, ada gunanya untuk mendorong uderstanding gagasan intelektual sebuah komunitas politik; Di sisi lain, wahyu-wahyu itu mungkin menyebabkan ketidakpuasan dengan banyak duniawi kita. Namun, politik dan etika berkaitan dengan praktik, dengan bagaimana kita bertindak secara sosial dan individual di bumi ini. Mereka adalah intelektualisasi praktik kita daripada penciptaan tubuh surgawi.
Jelas bahwa politik berkaitan dengan pemerintahan masyarakat yang kompleks dan canggih, dengan bentuk pemerintahan yang telah dipikirkan dan disesuaikan dengan keadaan yang sesuai. Bentuk kemunculannya sangat dipengaruhi oleh renungan gagasan tentang keadilan, pelaksanaan wewenang, dan kewarganegaraan.
Dapat dikatakan bahwa kekuasaan datang lebih dulu, dan bahwa selebihnya hanyalah usaha untuk melegitimasi hubungan kekuasaan antara peserta di masyarakat. Aturan tidak hanya melegitimasi wewenangnya tapi juga membatasi otoritas itu dan dengan demikian mengatur kekuasaannya. Aturan menciptakan stabilitas dengan mencoba mengatur kebijakan dan dengan membantu mencegah penyerapan kekuasaan secara sewenang-wenang. Akhirnya, kekuatan bisa dilegalkan secara sah hanya oleh otoritas yang ditunjuk oleh peraturan. Aturannya adalah kreasi sadar, menentukan bagaimana sebuah asosiasi orang dapat hidup bersama, dan politik masuk dari pertimbangan kontra dan terus-menerus ini.
Sejumlah poin telah muncul dari pembahasan di atas. Ketika orang mengasosiasikannya, mereka mulai menstabilkan hubungan mereka dengan menetapkan peraturan, dan kekuatan facto berkembang menjadi otoritas de jure. Aturannya berkaitan dengan peraturan perilaku, dan peraturan itu sendiri harus sesuai untuk situasi yang dipermasalahkan. Perlu ada kesepakatan bahwa peraturan yang dikembangkan sesuai untuk keadaan dan karenanya dapat diterima. Tentu saja, aturan bisa diterima karena sejumlah alasan dan tidak perlu rasional. Misalnya, mereka bisa mencerminkan tradisi atau keistimewaan beberapa pemimpin. Namun, jika peraturan akan dipertahankan dan dihormati, harus ada kesepakatan publik bahwa mereka dapat diterima.
Jelas bahwa politik berkaitan dengan pemerintahan masyarakat yang kompleks dan canggih, dengan bentuk pemerintahan yang telah dipikirkan dan disesuaikan dengan keadaan yang sesuai. Tidak mungkin masyarakat politik akan muncul, karena mencakup pengertian yang canggih tentang sifat dan peran individu dan hubungannya dengan orang lain dan dengan pemerintahan mereka. Sebuah masyarakat politik akan mencakup hubungan kekuasaan tapi tidak secara eksklusif. Masyarakat politik adalah kreasi sadar yang telah muncul setelah berabad-abad konflik dan pertengkaran. Bentuk kemunculannya sangat dipengaruhi oleh renungan gagasan tentang keadilan, pelaksanaan wewenang, dan kewarganegaraan.
Dapat dikatakan bahwa kekuasaan datang lebih dulu, dan bahwa selebihnya hanyalah usaha untuk melegitimasi hubungan kekuasaan antara peserta di masyarakat. Misalnya, setelah melakukan penaklukan, kita melihat kemunculan gagasan tentang kerajaan; Aturan dirancang, menetapkan hubungan raja dengan pendukungnya sendiri dan menaklukkannya, dan mungkin juga kepada Tuhan. Aturan tidak hanya melegitimasi wewenangnya tapi juga membatasi otoritas itu dan dengan demikian mengatur kekuasaannya. Aturan menciptakan stabilitas dengan mencoba mengatur kebijakan dan dengan membantu mencegah penyerapan kekuasaan secara sewenang-wenang. Akhirnya, kekuatan bisa dilegalkan secara sah hanya oleh otoritas yang ditunjuk oleh peraturan. Aturannya adalah kreasi sadar, menentukan bagaimana sebuah asosiasi orang dapat hidup bersama, dan politik masuk dari pertimbangan kontra dan terus-menerus ini.
Sejumlah poin telah muncul dari pembahasan di atas. Ketika orang mengasosiasikannya, mereka mulai menstabilkan hubungan mereka dengan menetapkan peraturan, dan kekuatan facto berkembang menjadi otoritas de jure. Aturannya berkaitan dengan peraturan perilaku, dan peraturan itu sendiri harus sesuai untuk situasi yang dipermasalahkan. Dalam prakteknya, mereka harus mencerminkan hubungan kekuatan yang ada tapi mereka harus berbuat lebih banyak: fungsinya adalah mengangkat situasi dari ranah kekuatan telanjang menuju otoritas reguler. Perlu ada kesepakatan bahwa peraturan yang dikembangkan sesuai untuk keadaan dan karenanya dapat diterima. Tentu saja, aturan bisa diterima karena sejumlah alasan dan tidak perlu rasional. Misalnya, mereka bisa mencerminkan tradisi atau keistimewaan beberapa pemimpin. Namun, jika peraturan akan dipertahankan dan dihormati, harus ada kesepakatan publik bahwa mereka dapat diterima.
Karakteristik peraturan yang terkait dengan pengaturan perilaku manusia adalah bahwa mereka pasti normatif dan akan menentukan standar perilaku tertentu. Aturan normatif ada karena orang menginginkan mereka untuk eksis; Mereka hanya bisa eksis selama orang terus mewujudkannya. Namun, jika peraturan ada untuk mempengaruhi seseorang dalam kehidupan manusia, penghalang dan pelanggaran peraturan apa pun harus ditiadakan. Dengan demikian, peraturan tidak hanya harus diwujudkan dalam eksistensi berkelanjutan namun juga didukung oleh sanksi.
Aturan hukum adalah fitur penting dari masyarakat bebas manapun. Undang-undang tersebut menunjukkan apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan seseorang. Hukum juga melindungi individu dari kasus sewenang-wenang dari penguasa.
Komunitas politik yang ideal akan memiliki di dalamnya warga negara daripada subjek. Subjek hanya perlu mengetahui hukum dan mematuhi, namun warga negara perlu mengetahui bagaimana memerintah dengan baik atau, pada pesawat yang lebih rendah, perlu mengambil beberapa tanggung jawab pemerintah.
Sebagai warga negara, seseorang akan memiliki hak tertentu tapi juga tugas tertentu dalam hubungan dengan orang lain dan masyarakat secara keseluruhan namun akan mengekspresikan kewarganegaraan lebih aktif dalam kebajikan masyarakat. Keutamaan kewarganegaraan terdiri dari kesadaran debat publik, dalam mengungkapkan opini dan mempengaruhi politik tubuh, dan dalam mengejar kepentingan umum. Dalam pengertian inilah kita dapat memiliki pendidikan politik yang mengarahkan siswa untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menempatkan mereka di jalan untuk mengembangkan seni persuasi, manipulasi, manajemen, dan pemerintahan.

A. Karakteristik Komunitas Politik

Karakteristik dari sebuah komunitas politik, yaitu :

1. Terdiri dari warga negara, di mana kewarganegaraan didefinisikan berdasarkan hak-hak yang menentukan yang memperjelas kebebasan dan persamaan anggotanya sebagai agen politik.
2. Fungsinya adalah sebuah asosiasi untuk tujuan menghasilkan peraturan atau undang-undang yang mengatur kelakuan dan batas wilayah kebebasan.
3. Wacana politik, karena terkait dengan perumusan undang-undang, berkaitan dengan kepentingan umum.

Kami telah membuat daftar periksa karakteristik rinci sebuah komunitas politik:
1. Aturan diatur.
2. Berwibawa.
3. Sah.
4. Masyarakat terbuka.
5. Dasar etika.
6. Keadilan, keadilan, dan supremasi hokum.
7. Tanpa kekerasan.
8. Sebuah konsep tugas untuk acommunity semacam itu.
9. Suatu hubungan kepercayaan antara penguasa dan penguasa.


BAB V
SIFAT ARGUMEN POLITIK

Pada penggunaan awam kata cenderung dikaitkan dengan kata-kata seperti 'ketidaksepakatan' atau bahkan 'pertengkaran'. Saya bertengkar dengannya mungkin menyarankan bahwa beberapa tingkat kesengsaraan terjadi antara individu-individu yang bersangkutan. Situasi seperti ini muncul dalam pikiran mengingat frase 'argumen politik'. Namun, demikian; Kami berbicara tentang 'valid' dan 'penalaran tidak valid' atau 'valid' dan 'argumen tidak benar'.
Argumen yang valid menyiratkan bahwa aturan penalaran yang benar telah diamati, dan bahwa dalam argumen yang tidak benar mereka telah dipatahkan. Namun, kata 'argument' memiliki konotasi tambahan. Berbagai jenis aktivitas cenderung mengamati berbagai cara penalaran. Dengan demikian, jenis penalaran yang diamati dalam matematika berbeda dengan yang diamati dalam ilmu pengetahuan atau hukum.

Arah Deduktif dan Ilmiah
Niat politisi dan ahli logika tentu saja berbeda. Ahli logika prihatin dengan mekanisme, bentuk argumen. Politisi prihatin dengan penggunaan argumen untuk mendapatkan tanggapan tertentu dari penonton. Penggunaan argumen oleh politisi berorientasi pada tindakan.

Politisi diharapkan bisa mematuhi peraturan logis sederhana. Dengan demikian, aturan dasar logika, seperti hukum yang diasingkan Tengah, dapat dianggap valid di semua bentuk penalaran.

Kita tidak bisa, misalnya, percaya kedua proposisi berikut ini:
1. Apartheid salah dalam segala situasi.
2. Ada kasus ketika apartheid masuk akal.

B. Argumen Politik
Manusia, sekaligus memiliki kebijaksanaan, adalah pelaku dan makhluk tindakan. Keberhasilan pengobatan yang telah menyebabkan kritik mendasar terhadap cita-cita Hippocrates. 'KEHIDUPAN' pastilah sesuatu yang lebih dari 'tidak mati'. Namun, keputusan untuk mengesampingkan atau mengabaikan cita-cita yang diungkapkan dalam sumpah Hipokrates akan sangat mempengaruhi prosedur yang harus diikuti di awal program.
Politisi akan terus-menerus membuat referensi untuk fakta, prinsip, dan nilai dalam upaya untuk menjawab pertanyaan dan untuk memenuhi kritik. Mungkin berguna untuk memikirkan argumen politik yang beroperasi dalam tiga tahap:
1.  Analisis situasi tertentu dan keputusan umum yang luas bahwa ada sesuatu yang harus dilakukan untuk mengubahnya.
2.  Keputusan dibuat mengenai apa yang harus dilakukan, dan berdasarkan prinsip-prinsip tertentu.
3.  Keputusan harus diambil mengenai mesin administratif yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan 1 dan 2.

C. Tradisi Politik
Apa itu tradisi politik? Ini tidak tampak sebagai kumpulan informasi, proposisi seperti aturan, yang diturunkan dari generasi ke generasi dan mana setiap genarasi belajar dan kemudian mencoba untuk menerapkannya. Ini jauh lebih merupakan cara untuk melakukan sesuatu yang tidak diungkapkan secara langsung dan mungkin tidak dapat diungkapkan. Michael Oakeshott, ketika dia merefleksikan sifat pengambilan keputusan politik, menunjukkan bahwa dalam membuat sebuah keputusan, kita akan membawa serta berbagai keyakinan, prasangka, dan perasaan, serta beberapa perkiraan moral dan kehati-hatian yang mungkin atau mungkin Tidak bisa diterapkan.

D. Mengajar Politik Argumen
Satu-satunya cara untuk mengembangkan argumen argumen adalah berpartisipasi dalam argumen. Inilah sebabnya mengapa banyak waktu dihabiskan untuk kursus filsafat dalam mempertimbangkan argumen secara lisan dan terlibat dalam debat kritis dengan rekan atau guru seseorang. Politik berbeda, karena seni persuasi juga bisa digunakan dan argumen yang lemah sering harus digunakan. Kendati demikian, aturan dasar logika harus diikuti kecuali jika orang akan terlihat bodoh.
Cara yang cukup berhasil untuk mengembangkan minat dan pemahaman tentang politik nasional dan internasional, dan khususnya metode argumen yang digunakan oleh aktor yang terlibat, telah dikembangkan oleh Nicolas Haines. Dia menyebut pendekatan 'Situational Method'. Ada empat elemen dalam pendekatan ini:
1. Situasi yang menonjol di media dipilih, sehingga banyak materi tersedia untuk pembahasan dan pembahasan.
2. Satu masalah muncul dari situaton; Diharapkan masalah lain yang terkait dengan hal itu, akan muncul kemudian.
3. Prinsip, yang mungkin diharapkan muncul dalam perdebatan saat usaha dilakukan untuk menyelesaikan masalah, ditetapkan dan diskusikan.
4. Upaya dilakukan untuk mencapai keputusan berdasarkan argumen yang digunakan dalam debat publik, mengenai pemahaman kelompok tentang mereka, dan atas argumen tambahan mereka sendiri. Ini penting, karena politik tidak hanya menyangkut argumen tapi juga argumen yang ditujukan untuk tindakan.

E. Justifkasi Nilai
Kami mengusulkan untuk mempertimbangkan ini dari sudut pandang praktis tanpa mempertimbangkan status metafisik dari konsep moral. Pembenaran formal pembuatan kokpit moral memerlukan prosedur tertentu untuk diadopsi. Kita akan menggunakan penyesuaian yang diberikan oleh Paul Taylor dalam Wacana Normatif. Taylor memiliki empat tahap; Verifikasi, validasi, pembenaran, dan chioce rasional. Kami menyertakan tahap lebih lanjut, yang kami sebut konfirmasi, dan juga memiliki verifikasi, validasi, konfirmasi, pembenaran, dan pilihan rasional.



BAB VI
KURIKULUM POLITIK

Pendidik politik harus mempelajari  jenis pengetahuan yang sesuai dengan pendidikan politik dan jenis keterampilan yang perlu diberikan jika seorang murid akan mendapat kesempatan untuk berpartisipasi dengan sukses dalam dunia politik. Bagi pendidikan  politik, salah satu cara untuk mencapai keputusan adalah mempertimbangkan jenis pengetahuan yang harus dimiliki seorang terpelajar secara politis agar memiliki kesempatan untuk beroperasi dengan sukses dalam konteks politik. Orang itu juga perlu berkomitmen pada politik kriket (politik konsensus) daripada politik konflik, dan kadang-kadang bisa memindahkan orang ke arah yang diinginkan. Robert Stardling menyebut orang itu orang yang terpelajar secara politis.

Isi kurikulum politik di bagi  menjadi tiga bagian: pengetahuan, keterampilan dan sikap dan nilai prosedural. Dia kemudian membagi pengetahuan menjadi pengetahuan proposisional, pengetahuan praktis dan keterampilan memahami keterampilan intelektual, keterampilan tindakan, dan keterampilan berkomunikasi. Pengetahuan dan keterampilan yang diusulkan sampai batas tertentu sesuai, untuk semua organisasi, tidak hanya untuk politik yang jelas, dan karena itu mereka dapat disertakan dalam kursus tentang pendidikan sosial jika pendidikan politik dianggap terlalu kontroversial. Indee, kritik utama pendekatan standing adalah bahwa hal itu terlalu lunak, karena mengabaikan tidak hanya semangat dan komitmen yang terkait dengan politik bersifat parsial dan argumen dibuat untuk meneruskan kepentingan kelompok atau partai tertentu. Meskipun demikian, banyak proposal pemogokan telah diperkenalkan ke dalam sejumlah kurikulum untuk kelompok usia 11 sampai 16 tahun dan seterusnya.

A. Masalah Politik
Dua masalah yang jelas muncul saat kita mempertimbangkan pendidikan dan sifat politik. Sebuah fitur politik adalah bahwa sering kali mengkhawatirkan mengemukakan satu sisi dari sebuah kasus, dengan berdebat dan menghasilkan pertentangan untuk jalur tertentu. Dalam arti itu tidak boleh tidak memihak.

Oleh karena itu, cukup sah untuk mengembangkan argumen terkuat untuk memajukan kepentingan kita sendiri dan kepentingan kelompok kita. Metode yang kita gunakan untuk memajukan kepentingan kita akan dikendalikan oleh konvensi dan tradisi masyarakat, dan jelas terkadang kita mengabaikan tanda tersebut. Pesta pemalsuan politik terletak pada mengetahui seberapa jauh kita bisa mengejar tujuan kita. Namun, dari sudut pandang moral, jika kita bisa melakukan yang benar, kita juga salah. Ini adalah bagian dari pendidikan kita untuk mempelajari perbedaannya.
Kami berpendapat bahwa cukup sah untuk mengembangkan argumen terkuat untuk mengejar kepentingan kita. Karena perlu skils terkait dengan penimbangan bukti dan penilaian argumentasi.


B. Kegiatan Politik Praktis
Sebagian besar argumen dalam bab ini berkaitan dengan melihat kemungkinan isi pendidikan politik. Kami mendekati aktivitas praktis dengan dua cara, pertama dari sudut pandang individu dan kemudian secara singkat dari sudut pandang kelompok.

1. Seorang Individu
Kasus obvlous untuk pendidikan politik adalah ketika seseorang memiliki keluhan yang harus diperbaiki oleh sebuah institusi negara. Dari sudut pandang individu, jelas merupakan ide bagus untuk memahami pendekatan terhadap anggota dewan individu dapat memperoleh tanggapan yang lebih baik daripada keluhan umum kepada dewan.

Di beberapa wilayah kewenangan negara, seperti manfaat keamanan negara, ada juga kemungkinan mengajukan banding ke pengadilan administratif. Banding ke pengadilan dan, tentu saja ke pusat bantuan hukum dapat dibuat. Pusat saran warga juga bisa membantu.

2. Aktivitas Kelompok
Kita telah melihat bahwa demokrasi reprsesentativ telah diserang dalam beberapa tahun terakhir karena sejumlah alasan; Hubungan lemah antara pemilih dan politisi; Oligarki di dalam partai politik; Kelemahan parlemen dalam kaitannya dengan eksekutif; Kelemahan seperti itu dari partai oposisi dibandingkan dengan pemerintah yang berpendapat bahwa oposisi sesungguhnya harus berasal dari partai yang berkuasa dan dari rumah penguasa yang direvitalisasi.

Partisipasi telah menjadi kata demi kata dan bagi banyak orang, tentang pendidikan politik; Jika kita dapat mendorong orang untuk berpartisipasi maka semua akan menjadi sangat baik, karena mereka akan menganggap bahwa itu adalah bagian dari sistem. Namun, partisipasi dan keterlibatan hanya bisa menjadi slogan, lebih cepat daripada solusi nyata bagi masalah demokrasi yang sedang sakit (sakit, yaitu pihak-pihak yang tidak berkuasa). Kami takut banyak orang tidak ikut ambil bagian dalam membuat keputusan dan bahkan tidak peduli bahwa kesenjangan semacam itu telah tumbuh antara yang diperintah dan pemerintahan mereka. Tampaknya juga jelas bahwa, tanpa pergeseran kekuasaan yang efektif, partisipasi akan menjadi tipuan dan dapat menyebabkan kekecewaan yang lebih besar lagi terhadap sistem tersebut.

Ada banyak kelompok penekan yang dapat diikuti oleh orang-orang, walaupun menurut sifatnya mereka mewakili kepentingan minoritas. Meskipun demikian, tampaknya para politisi dan administrator lebih mungkin terpengaruh oleh tekanan untuk membuka debat publik dan memberi tahu pejabat untuk diajak bicara.

Kemungkinan lain untuk tindakan kelompok adalah tindakan yang menyediakan layanan untuk bagian masyarakat yang tidak diobati dan yang tidak disediakan atau tidak disediakan oleh badan publik atau swasta. Tindakan seperti membantu orang tua dengan kebun mereka atau memberikan kunjungan sosial tidak memberi kepastian kepada pihak berwenang untuk memberikan layanan semacam itu, bukankah itu bertentangan dengan usulan apapun. Tapi ini memberi kesempatan untuk berpartisipasi dan memungkinkan kelompok menemukan dan mengenali sumber daya dan mengembangkan kontak.



BAB VII
ISU IMPARTIALITAS, BIAS, DAN KONTROVERSIAL

Kita telah melihat politik yang pasti terbungkus dalam proses pendidikan karena politik, dalam pengertian yang lebih luas, memberikan nilai dan tujuan yang penting bagi masyarakat kita. Ini tidak berarti bahwa hal itu harus memberikan tujuan akhir bagi masyarakat kita, semacam utopia platonik; Lagi pula, sebuah utopia bagi kita mungkin menjadi neraka bagi generasi masa depan.

Kami berpendapat bahwa unsur yang membedakan politik dari hubungan kekuasaan lainnya adalah etis. Inilah dimensi yang sangat penting dalam pengembangan pendidikan. Pranciple ditunjukkan dengan jelas dalam konsep kewarganegaraan, di mana warga negara dianggap memiliki hak dan kewajiban yang sama dan dianggap bertanggung jawab atas orang-orang yang dapat membuat chooices rasional.

A. Impartialitas
Seringkali dikepalkan bahwa seorang guru harus bersikap tidak memihak saat menyajikan berbagai interpretasi fakta di bidang kontroversial seperti politik dan agama. Intinya, tugas guru adalah membantu menyoroti semua argumen yang relevan dan sesuai, dan untuk menunjukkan mengapa pertanyaan itu relevan dan tepat. Mari kita mengambil sudut pandang moral dan melihat konsep keadilan sosial atau distributif. Hal ini berkaitan dengan prinsip dimana kita dapat mendistribusikan di antara anggota masyarakat yang mendapat manfaat dan beban dari masyarakat tersebut.

Guru harus mendorong siswa untuk melihat tidak hanya asesmen formal prinsip tapi juga kriteria dan aturan yang digunakan dalam penerapannya, untuk memeriksa pembenaran mereka, dan juga untuk mempertimbangkan alternatif. Penting agar murid diperlihatkan bagaimana mengembangkan argumen dan sampai pada kesimpulan.

Orang-orang dalam argumen politik tidak hanya menilai srength dan kelemahan argumen dan kemudian memilih secara intelektual harus memuaskan. Argumen politik tidak hanya terdiri dari potongan informasi yang harus diserap dan dipahami namun bersifat tindakan dan dirancang untuk menggerakkan orang ke arah tertentu. Jika kita peduli dengan pendidikan politik, dan tidak hanya dengan memeriksa semua argumen yang dihasilkan dengan mengacu pada isu tertentu, maka perlu untuk menunjukkan bagaimana argumen dan bukti digunakan untuk tujuan politik lebih lanjut.

Pembelaan imparsialitas liberal tradisional, yang didasarkan pada gagasan etis bahwa manusia, sebagai individu yang berpotensi otonom, memiliki hak untuk diperlakukan secara setara, juga menunjuk pada pembenaran imparsialitas imparsial.

B. Bias
Dalam diskusi politik dan moral, untuk menyatakan bahwa pandangan menunjukkan bias merupakan indikasi bahwa orang yang membuat pernyataan tersebut berpendapat bahwa orang yang mempertimbangkan bukti atau membuat keputusan telah dipengaruhi oleh keyakinan tertentu, yang tidak dapat diterima oleh pengamat dan Memberi bobot yang salah pada bukti dan argumen.

Kata "BIAS", dan juga istilah yang merendahkan, menunjukkan bahwa ada sesuatu yang menyimpang dari jalur yang benar, bahwa sebuah keputusan tidak sesuai dengan standar yang sesuai, bahwa argumen yang diterima menguat adalah minggu atau tidak dapat diterima.
Kita bisa mengatakan bahwa kepercayaan yang telah salah memengaruhi aktor yang bias itu tidak dapat diterima karena tidak beralasan, tidak rasional, berdasarkan ideologi yang salah arah, atau berdasarkan pada kumpulan teori yang meragukan.

C. Kenyataan Yang Tidak Masuk Akal
Dapat dilihat bahwa kita dapat membuat keputusan yang masuk akal yang benar, keputusan yang masuk akal yang salah, keputusan yang masuk akal yang salah, keputusan yang masuk akal dengan menolak membuat keputusan; Kita bisa tidak masuk akal dan salah, atau tidak masuk akal dan benar. Dengan kata lain, tidak ada hubungan yang diperlukan antara kewajaran atau ketidakberpihakan keputusan atau argumen dan kebenarannya.

Bertindak cukup biasanya dikaitkan dengan usaha untuk bertindak demi keadilan atau kebenaran. Bertindak tidak masuk akal biasanya dikaitkan dengan tidak banyak memperhatikan bukti dan mendukung satu orang atau kelompok di atas yang lain tanpa alasan yang bagus.

D. Keyakinan Tidak Rasional
Akan lebih mudah jika kita menerapkan istilah irasional hanya untuk argumen dan keyakinan; Dalam arti itu, sebuah tindakan hanya bisa tidak masuk akal, meskipun bisa didasarkan pada kepercayaan irasional. Kita bisa mengatakan bahwa seseorang bertindak berdasarkan keyakinan irasional jika mereka terus percaya meskipun ada bukti yang sangat bagus. Misalnya seseorang percaya bahwa bumi itu datar dan membuat sebuah keputusan, apakah akan mendukung eksplorasi tertentu, atas dasar kepercayaan semacam itu.

Hal ini dapat dilihat bahwa kita bisa tidak rasional dengan tiga alasan; Kita gagal untuk memperhitungkan bukti indra kita; Kita gagal memperhitungkan besarnya bukti ilmiah. Dalam dua kasus terakhir, kita bisa tidak rasional tapi benar.

E. Keyakinan Berdasarkan Ideologi Yang Sesat
 1. Orang memiliki ideologi sesat jika kita percaya bahwa mereka tidak memiliki alasan bagus untuk memegang kepercayaan semacam itu.


2. Orang memiliki ideologi yang kita anggap baik untuk mereka tapi bertentangan dengan keyakinan kita sendiri tentang manusia dan hubungannya dengan orang lain.

3. Kami percaya bahwa untuk mengikuti ideologi manapun adalah keliru dan mungkin untuk melihat fakta-fakta secara netral dan tidak memihak.

4. Masalah terakhir kita adalah mempertimbangkan apakah kita dapat menghindari tuduhan bias jika kita menggabungkan justifikasi pragmatis kita untuk ketidakberpihakan dengan praktik politik.

F. Keyakinan Berdasarkan Kumpulan Teori Yang Meragukan
Argumennya di sini adalah bahwa kita pasti dapat dikecam sebagai bias jika kita dengan sengaja menggunakan teori yang kita tahu salah sebagai dasar untuk memutuskan tentang berdiri argumen lain.

Namun, jika kita benar-benar percaya bahwa gagasan eksentrik itu benar atau merupakan dasar yang tepat untuk memperkirakan nilai dari teori atau bukti baru itu, walaupun kita dapat dianggap bias, akan sulit untuk membuktikan tuduhan tersebut.


BAB VIII
INDOKTRINASI

Sebagian besar penolakan terhadap dimasukkannya edukasi politikal dalam kurikuler berasal dari mereka yang berpendapat bahwa ajaran politik di sekolah akan menjadi batu loncatan pertama untuk menginduksi politikal. Secara umum dituduh bahwa, walaupun batas antara pendidikan dan indoktrinasi dapat dipertahankan, ada area studi tertentu dimana batas tersebut menjadi kabur. Dua dari 'area bahaya' ini adalah politik dan agama.

Ketakutan akan indoktrinasi mendominasi banyak orang yang peduli dengan pendidikan di abad kesembilan belas. Menjelang pertengahan abad ini menjadi jelas bahwa lembaga amal dan keagamaan tidak memiliki sumber daya yang memadai untuk menyediakan sistem pendidikan bebas universal. Satu-satunya jalan ke depan tampaknya dengan cara intervensi pemerintah dan dukungan dalam skala besar. Hal ini mempresentasikan mereka yang peduli dengan mempromosikan sistem pendidikan universal dengan sejumlah masalah. Intervensi pemerintah dalam pendidikan hanya bisa buruk: 'upaya untuk mengganti sistem pendidikan independen oleh sistem wajib yang dikelola oleh pemerintah akan dipenuhi oleh keberatan - baik religius maupun politik.'

Ada orang-orang yang menyarankan bahwa semua pendidikan adalah indoktrinasi dan orang lain yang menyatakan bahwa indoktrinasi tidak selalu buruk atau bahwa adalah mungkin untuk membedakan antara indoktrinasi 'baik' dan 'buruk'.

Bangsa indoktrinasi muncul terutama dalam agama. Awalnya istilah 'indoktrinasi' berarti tidak lebih dari 'tenggelam dalam' atau 'dibumikan secara menyeluruh' namun menjadi perlu untuk membedakan antara metode pengajaran agama yang sah dan yang dianggap tidak sah.
Tuduhan indoktrinasi biasanya disertai dengan ungkapan, 'dalam agama, dalam politik, dalam ideologi'.

Salah satu perbedaan penting antara indoktrinasi dan pendidikan bergantung pada sikap yang berbeda terhadap orang / murid. Disarankan sebelumnya bahwa indoktrinasi adalah perhatian yang tulus pada jenis masyarakat tertentu karena hal itu tampaknya mengganggu nilai-nilai lain yang sangat dipegang. Keseimbangan antara mengajari anak-anak keyakinan agama, yang oleh para guru mereka harapkan anak-anak akan mempertahankannya, dan mengindoktrinasi anak-anak tidak diragukan lagi merupakan hal yang sempit. Namun, berdampingan dengan harapan anak-anak akan mempraktikkan orang percaya adalah prinsipnya, sama-sama ditegakkan, bahwa anak-anak harus mengambil keputusan sendiri. Selanjutnya, ada keyakinan bahwa, tanpa persetujuan dari orang yang bersangkutan, penerimaan satu set kepercayaan entah bagaimana tidak berlaku lagi. Secara umum, sistem politik yang menganggap rakyat mereka sebagai 'subyek' kurang diperhatikan oleh kemungkinan indoktrinasi bahwa mereka yang menganggap orang sebagai 'warga negara'.
Seorang indoktrinator mungkin menganggap anak itu sebagai wadah untuk dipenuhi dengan kepercayaan. Sang pendidik, sebagai Hare indicater, peduli dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak bukanlah 'sesuatu' yang harus dipenuhi dengan kepercayaan tapi seseorang, yang memiliki hak dan kewajiban menimbang bukti dan datang ke keputusan independen.

Meskipun guru mungkin berharap bahwa anak tersebut akan merangkul nilai-nilai tertentu, guru juga harus berharap bahwa nilai-nilai ini telah diterima hanya setelah pemikiran kritis.

Karena itu, indoktrinasi tampaknya membawa kita berhubungan dengan sesuatu yang lebih luas, yaitu tanggung jawab orang-orang yang memiliki pengetahuan terhadap mereka yang, karena berbagai alasan, tidak melakukannya.



BAB IX
KESIMPULAN

Selalu ada ketegangan antara kebebasan dan otoritas dalam pemikiran politik. Memang, banyak penulis liberal menganggap kebebasan sebagai otoritas tetap di teluk. Negara minimum dianggap sebagai negara yang baik. Di sisi lain, banyak penulis telah mencoba semacam rekonsiliasi antara kedua konsep tersebut. Secara ekstrem, kita menemukan argumen Hegel bahwa orang mencapai kebebasan terbesar mereka dengan melayani negara.

Dalam banyak hal, pendekatan politik adalah visi yang lebih praktis. Ini mengakui bahwa akan ada kepentingan yang berlawanan dalam masyarakat dan bahwa, jika kekerasan harus dihindari, akan ada kebutuhan untuk bergaining, compromise, dan concilition. Kebebasan politik tidak terletak pada menghindari kontak dengan keharusan untuk berpartisipasi. Dalam proses ini namun diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam aktivitas semacam itu. Ini bukan kebebasan negatif dari pemerintah tapi kebebasan positif untuk memerintah. Oleh karena itu kebebasan politik adalah kemungkinan terlibat dalam aktivitas pemerintahan namun juga merupakan bagian dari hubungan khusus antara manusia.

Ini adalah hubungan yang telah tumbuh selama bertahun-tahun di mana orang saling menghormati satu sama lain dan umumnya saling percaya satu sama lain. Aturan hukum, struktur kelembagaan, proses pemerintahan, dan banyak perdebatan dan argumen adalah ungkapan formal yang bekerja karena merupakan bagian dari cara tradisional dan tradisional untuk melakukan sesuatu. Dalam arti tertentu, struktur formal tubuh dapat dipahami hanya dengan bekerja di dalamnya dan dengan mengalaminya. Kebebasan bukanlah konsep anarkis. Itu hanya bisa ada dalam keadaan tertib dan dalam konteks tertentu.

Jika, seperti yang telah kita katakan, politik adalah rekonsiliasi antara kepentingan yang berlawanan, yang pada umumnya bertujuan untuk kebaikan publik, hanya dapat ada di bawah kombinasi tiga kondisi: perintah yang diberikan oleh pemerintah, dalam tradisi yang memungkinkan sudut pandang dan kemungkinan yang berlawanan Dari perbedaan pendapat Selanjutnya, argumen, perbedaan pendapat, dan rekonsiliasi harus dilakukan di depan umum dan tidak di balik pintu tertutup. Seharusnya bukan hak prerogatif dari sedikit.

Kami berpendapat bahwa kebebasan ini harus dilakukan oleh warga negara. Kata 'dilatih' itu penting karena mengasumsikan bahwa, sebagai warga negara, orang bebas akan ingin menjalankan kewarganegaraan mereka. Mereka akan memiliki 'arete' dalam arti kebajikan politik Yunani dan akan siap untuk bergerak bebas dari pribadi ke publik, dengan perhatian pada intuis publik. Warga negara memiliki hak tertentu namun juga tugas tertentu, dan idealnya akan mengekspresikan kewarganegaraan mereka secara aktif dengan menunjukkan kebajikan warga negara. Kami berpendapat bahwa kebajikan ini terdiri dari kesadaran akan debat publik dan siap untuk mengungkapkan pendapat, atau setidaknya memberikan dukungan kepada pendapat, bila perhatian penting dari politik tubuh harus dipertimbangkan.

Dengan demikian konsep bebas politik terikat dengan gagasan untuk bersikap aktif. Kebebasan politik hanyalah kebebasan untuk terlibat dalam perdebatan dan pertengkaran; Masyarakat bebas politik adalah masyarakat yang menyediakan kerangka bagi kontroversi semacam itu untuk mengambil tempat. Politik dalam arti adalah kebebasan; Seperti Bernard Crick menyatakan, 'Politik adalah tindakan publik orang-orang bebas.'

Kami berpendapat bahwa politik adalah wajah publik individu etis. Inti dari orang-orang etis adalah mereka berusaha untuk bertanggung jawab atas kehidupan mereka sendiri, dan membuat keputusan sendiri, sambil menghormati kebebasan dan integritas orang lain. Mereka bersifat kritis, kreatif dan aktif. Di ranah publik, mereka menghormati ketertiban namun secara aktif peduli terhadap kepentingan publik. Komunitas politik adalah komunitas yang memungkinkan orang tersebut bekerja sama untuk hal yang begitu baik. Jika politik dan masyarakat bebas ada, harus ada orang-orang yang memiliki kebajikan politik dan siap menghadapi dan berbicara. Politik sama terancamnya oleh individu yang diam karena kekejaman, kemalasan, atau ketidaktahuan yang tidak bisa dimaafkan karena kebebasan dikikis oleh seorang tiran yang mungkin.



PENUTUP

Bahwa pendidikan dan struktur politik masyarakat yang terkait erat mungkin selalu diakui. Bisa dikatakan bahwa semua sistem pendidikan memiliki sifat politik, bahwa mereka dirancang untuk menginisiasi anak-anak ke dalam cara tradisional untuk melakukan sesuatu.

Sudah sering ditegaskan bahwa argumen rasional didasarkan pada penyingkapan fakta, dan bahwa perselisihan, jika harus tetap rasional, juga harus memperhatikan sifat faktanya. Argumen semacam ini menimbulkan masalah bagi wacana etis dan politik karena seperti yang telah kita lihat, banyak argumen di bidang ini berkaitan dengan nilai dan bukan fakta. Untuk melawan argumen ini kita harus menunjukkan bahwa perselisihan dapat berlanjut dengan alasan rasional, bahkan jika ada kesepakatan mengenai fakta tersebut.

Komunitas politik menyediakan kondisi yang memungkinkan bentuk kehidupan ini ada. Dalam melihat kerangka keberadaan seorang politikus, kita tidak akan terlibat dalam pengembangan utopia yang tidak terjangkau namun akan merumuskan, secara abstrak, versi aktual dari aktualitas.

Pendidik politik harus mempelajari  jenis pengetahuan yang sesuai dengan pendidikan politik dan jenis keterampilan yang perlu diberikan jika seorang murid akan mendapat kesempatan untuk berpartisipasi dengan sukses dalam dunia politik.

Sebagian besar penolakan terhadap dimasukkannya edukasi politikal dalam kurikuler berasal dari mereka yang berpendapat bahwa ajaran politik di sekolah akan menjadi batu loncatan pertama untuk menginduksi politikal. Secara umum dituduh bahwa, walaupun batas antara pendidikan dan indoktrinasi dapat dipertahankan, ada area studi tertentu dimana batas tersebut menjadi kabur. Dua dari 'area bahaya' ini adalah politik dan agama.

Selalu ada ketegangan antara kebebasan dan otoritas dalam pemikiran politik. Memang, banyak penulis liberal menganggap kebebasan sebagai otoritas tetap di teluk. Negara minimum dianggap sebagai negara yang baik. Di sisi lain, banyak penulis telah mencoba semacam rekonsiliasi antara kedua konsep tersebut. Secara ekstrem, kita menemukan argumen Hegel bahwa orang mencapai kebebasan terbesar mereka dengan melayani negara.


MEMBANDINGKAN DUA NEGARA YANG TERDAPAT DI BENUA ASIA TIMUR JEPANG DAN KOREA UTARA

PERBANDINGAN ADMINISTRASI NEGARA MEMBANDINGKAN DUA NEGARA YANG TERDAPAT DI BENUA ASIA TIMUR JEPANG DAN KOREA UTARA Dosen P...